Adnow 2

MenangBanyak
loading...

Saturday, 10 November 2018

Sistem Penggolongan Darah pada Manusia

Saat ini, dikenal ada tiga sistem penggolongan darah pada manusia, yaitu sistem AB0, MN, dan rhesus. Namun penggolongan darah di Indonesia pada umumnya hanya menggunakan sistem AB0 dan rhesus. Penentuan golongan darah berdasarkan ada atau tidaknya kandungan antigen tertentu dalam darah. Langsung saja kita bahas sistem penggolongan darah pada manusia.



1. Sistem AB0

Penggolongan darah sistem AB0 didasarkan antigen dan antibodi yang terdapat pada darah. Terdapat empat jenis golongan darah dalam sistem penggolongan darah pada manusia paling familiar ini, yaitu golongan darah A, B, AB, dan 0. Antigen dalam golongan darah (disebut juga aglutinogen) terdapat pada eritrosit atau sel darah merah. Sedangkan antibodi dalam golongan darah (disebut juga aglutinin) terdapat pada plasma darah.
a. Golongan darah A memiliki antigen A pada eritrositnya dan memiliki antibodi anti-B dalam plasmanya.
b. Golongan darah B memiliki antigen B pada eritrositnya dan memiliki antibodi anti-A dalam plasmanya.
c. Golongan darah AB memiliki antigen A dan B pada eritrositnya, namun tidak memiliki antibodi dalam plasmanya.
d. Golongan darah 0 tidak memiliki antigen dalam eritrositnya, namun memiliki antibodi anti-A dan anti-B dalam plasmanya.


2. Sistem MN
Penggolongan darah MN berdasarkan jenis antigen glikoprotein yang terdapat pada membran eritrosit yang disebut glikoforin A. Terdapat dua macam glikoforin, yaitu antigen glikoforin-M dan antigen glikoforin-N. Antigen ini tidak membentuk antibodi jika ditransfusikan dari golongan darah satu ke golongan darah yang lainnya. Namun, jika antigen ini disuntikkan ke tubuh kelinci, tubuh kelinci akan membentuk antibodi (zat anti-M atau anti-N) dalam serum darahnya. Jika serum kelinci yang mengandung anti-M atau anti-N tersebut disuntikkan ke dalam darah manusia, akan menimbulkan reaksi. Berdasarkan reaksi tersebut, golongan golongan darah dibedakan menjadi tiga macam yaitu M,N, dan MN. Golongan darah M menunjukkan reaksi positif (terjadi penggumpalan) terhadap anti-M. Golongan N menunjukkan reaksi positif terhadap anti-N. Semetara itu, golongan MN menunjukkan reaksi positif terhadap anti-M maupun anti-N.

3. Sistem Rhesus
Penggolongan darah sistem rhesus ditemukan oleh Karl Landsteiner dan Alexander S. Wiener pada tahun 1937. Mereka menemukan antigen pada membran plasma sel darah merah kera Rhesus maccaque (Macaca maulatta) yang ternyata juga ditemukan pada sel darah manusia. Antigen tersebut kemudian dikenal dengan antigen rhesus.
Berdasarkan ada tidaknya antigen rhesus dalam eritrosit manusia, maka golongan darah manusia dibedakan atas dua kelompok, yaitu:
a. Rhesus+ berarti didalam eritrositnya memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan dengan reaksi positif atau terjadi penggumpalan eritrosit saat dilakukan tes dengan antiserum anti-Rh.
b. Rhesus- berarti didalam eritrositnya tidak memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan dengan reaksi negatif atau tidak terjadi penggumpalan eritrosit saat dilakukan tes dengan antiserum anti-Rh.

Demikian pembahasan tentang sistem penggolongan darah pada manusia. Semoga bermanfaat, selamat belajar.
=================================================================

No comments:

Post a Comment